JALAN KAKI TEMBUS HUTAN, DEMI MENCERDASKAN ANAK PEDESAAN
Tugasnya sungguh mulia untuk mencerdaskan anak bangsa, Namun kehidupan yang layak belum dirasakannya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang bertugas di wilayah terpencil di Kabupaten Tapsel ini.
Dia tidak pernah mengeluh dan tetap semangat mengajar walau imbalan yang diterimanya hanya Rp150 ribu per bulan. Padahal untuk menemui anak didiknya, ia harus berjalan kaki menembus hutan lebat, mendaki dan menurun di jalan yang terjal yang sesungguhnya penuh resiko apalagi bagi seorang wanita.
Siti Mariani Pasaribu (27), guru honor komite di SDN Turunan, Desa Sunge Sigiringgiring, Kecamatan Saipar Dolok Hole (SDH), Kabupaten Tapsel ini telah menjalani rutinitas sebagai guru honorer sejak tahun 2007, ketika itu dirinya masih gadis dan tercatat sebagai warga Kampung Turunan, Kecamatan SDH, ucapnya.
Aktivitas mengajar tetap dipertahankannya sekalipun telah menikah dengan Ritonga (27), Suami saya hanyalah seorang petani, untuk itu, jika sedang tidak mengajar saya juga harus membantu suami bertani, kadang ke sawah, ke kebun agar dapur tetap ngebul, ungkapnya tersenyum.
“Saya ingin terus mengabdikan diri berbagi ilmu dengan anak anak kampung kelahiran saya, walau harus jalan kaki sendirian menembus hutan lebat, tidak merasa takut, Saya sudah terbiasa dengan rutinitas seperti ini, ujarnya semangat.
Siti yang alumni D2 kependidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) ini mengungkapkan, pada hakikatnya upah yang diterimanya dalam mengabdikan diri di bangku sekolah tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun dorongan ingin tetap mengabdi dan mengajar berbagi ilmu kepada anak-anak di-desa membuat ia bertahan hingga kini dan berharap adanya perhatian pemerintah agar diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, harapnya.
Sumber : metrosiantar
Tidak ada komentar