ROTI LOKAL MODAL INTERNATIONAL
BERPETUALANG ke negeri orang guna mengumpulkan modal usaha juga dialami Mistar, pria asal Langkat, Sumatra Utara. Keputusannya bekerja di Malaysia sebagai TKI menjadi langkah memiliki pabrik roti impiannya.
Berbekal ijazah D-3 jurusan ekonomi Akademi Maritim di Sumatra Utara, Mistar bertolak ke negeri jiran. Sebelumnya, Mistar sempat bekerja, tapi mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat krisis ekonomi yang menimpa Indonesia.
Mistar harus menjalani masa kerja selama 3 tahun di Malaysia. Padahal, kontrak yang ditanda tanganinya tertera masa kerja hanya berlangsung selama 2 tahun.
“Terpaksa saya tambah, karena pada saat itu belum cukup modal,“ ucap Mistar.
Sejak kecil Mistar bercita-cita menjadi pengusaha roti. Pasalnya, banyak pengusaha roti sukses di lingkungan tempat tinggalnya.Sayangnya, banyak pekerja yang harus dikorbankan kala krisis ekonomi melanda, tak terkecuali paman dan bibinya yang pada saat itu merupakan salah satu karyawan di sana.
Selama tiga tahun mengais rezeki di Malaysia, Mistar berhasil membeli sebuah pabrik roti. Ia pun mempekerjakan kembali paman dan bibinya, serta beberapa keluarganya yang lain. Karena itulah Mistar memberikan nama `Family' pada merek rotinya.
Ternyata kesulitan yang dialami Mistar tidak semata modal. Tapi, juga persaingan pasar, karena ia sulit memperkenalkan merek roti Family ke masyarakat.
Semua penghalang itu tidak membuatnya patah arang. Dengan kerja keras dan jerih payah, ia berhasil mengerahkan anggota keluarganya sebagai pengiklan roti. Kini ia bisa merasakan manfaat dari kesabarannya.
“Bedanya, kalau roti saya ini tidak pakai pengawet. Cuma tahan 5 hari,“ pungkas Mistar. (Ric/M-4)
Thenk's share by : miweekend@mediaindonesia.com