Breaking News

TRAKINDO TINGKATKAN LAYANAN CRM UNTUK PERLUAS MARKETSHARE





Perusahaan penyedia alat berat, PT Trakindo Utama, menerapkan strategi khusus dalam mengadapi penurunan angka penjualan pada industri alat berat nasional. Chief Marketing Officer Trakindo Ivan Tulong mengatakan perusahaannya meningkatkan layanan CRM (customer relationship management) untuk membidik peningkatan marketshare pada kompetisi penjualan alat berat.

Faktanya, industri sedang menurun, tapi dengan strategi ini kami mampu meningkatkan coverage. Sehingga customer base kami semakin meluas, pangsa pasar kami naik 5-6 persen ujar Ivan saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/8).

Menurut Ivan, angka penjualan dari seluruh pelaku industri alat berat akan terus menurun dibanding tahun lalu. Seluruh pelaku industri ini tahun lalu mempu menjual sekitar 14 ribu alat berat. Sedangkan kami prediksi tahun ini hanya sekitar 8 ribu, posisi akhir Juni tahun ini baru mencapai 3 ribu,kata dia.

Kendati industri tersebut melesu, Trakindo tercatat berhasil meningkatkan pangsa pasar pada industri alat berat nasional. Bila sebelumnya perusahaan tersebut hanya menargetkan 20-25 persen marketshare, kini Trakindo berani membidik pangsa pasar mencapai 25-30 persen. Sekarang target pangsa pasar kami 25-30 persen, masih on the track, kata dia.

Impact strategi CRM terhadap penjualan ini sangat besar. Kondisi market industri sedang menurun, tapi kami malah berhasil meningkatkan pangsa pasar kita, ujar Ivan.

Strategi peningkatan layanan CRM tersebut sejak diterapkan mulai tahun lalu hingga pertengahan 2015 memberi kontribusi positif terhadap peningkatan indeks loyalitas pelanggan yang kini bertengger di posisi 8,2. 

CRM Manager Trakindo, Arif Prawira, mengatakan peningkatan layanan CRM membantu customer pembeli alat berat untuk mengukur efektifitas produk. Ini mungkin nantinya bisa dijadikan standar baku di industri kami,kata dia.

Selain itu, Trakindo juga menyiasati terus melemahnya exchange rate rupiah tehadap dolar AS dengan meluncurkan prooduk-produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan market. 

Bukan dengan menurunkan spesifikasi, tapi kami melakukan riset lebih dalam. Kami meluncurkan produk-produk yang tepat guna untuk memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi tapi sesuai untuk kebutuhan market, kata Ivan.

Dia percaya bahwa pemerintah mampu segera mengangkat nilai tukar rupiah ke level yang diharapkan. Sebab, fluktuasi nilai tukar juga diakui menghambat kinerja penjualan produk Trakindo. 

Karena perubahan begitu cepat, mengakibatkan kami sebagai pelaku industri seperti membidik moving target. Kami pelaku industri hanya bisa mengontrol apa yang bisa kami kontrol, kata dia.

Perusahaan tersebut menopang kebutuhan alat berat untuk bebarapa industri, seperti pertambangan, konstruksi, perkebunan, migas, dan ketenagalistrikan. Selama beberapa periode, Trakindo mengandalkan sector industri pertambangan untuk mendistribusikan produknya.

Bila tadinya bertumpu pada pertambangan, sekarang sudah bergeser sektor konstruksi. Shifting sudah terjadi sejak 2013, kami bertopang kepada sektor konstruksi, ujar dia.

Seperti diketahui, sektor pertambangan masih melesu seiring terpuruknya harga komoditas. Terlebih, proyek infrastruktur sampai saat ini masih juga belum dimulai secara penuh. Hal hal demikian yang mengakibatkan penjualan produk alat berat ikut anjlok. Sebab industri alat berat bergantung kepada sektor-sektor tersebut.

Sebenarnya kalau project berjalan, dengan sendirinya demand terhadap industri alat berat akan meningkat. Maka kami perlu semakin mendekatkan diri dengan customer untuk menyikapi situasi ekonomi yang masih berlangsung seperti saat ini,kata dia.